Rabu, 31 Maret 2010

Jangan Anggap Remeh Kanker Serviks


Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks. Jadi, jangan lagi memandang ancaman penyakit ini dengan sebelah mata. Beberapa hal yang wajib Anda ketahui tentang kanker serviks.

1. Apa itu kanker serviks?
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.

2. Seberapa berbahaya penyakit ini?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

3. Apa penyebabnya?
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

4. Bagaimana penularannya?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

5. Apa saja gejalanya?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Senin, 29 Maret 2010

Kanker Ovarium

Kanker epitel ovarium atau dikenal dengan kanker indung telur yang berasal dari sel epitel merupakan 90% kasus dari seluruh kanker indung telur. Kanker indung telur merupakan penyebab kematian ke-5 terbanyak di Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh dunia. Kanker indung telur memiliki angka kematian yang tinggi, dari 23.100 kasus baru kanker indung telur, sekitar 14.000 atau separuh lebih wanita meninggal karena penyakit ini. Kanker epitel ovarium jarang didapatkan pada wanita berusia <>

Gambar : Kanker Ovarium

Faktor Risiko

Penyebab kanker ovarium masih diteliti, namun beberapa faktor yang berkaitan peningkatan risiko dari penyakit ini adalah:

  1. Faktor risiko individual. Usia > 40 tahun, baru memiliki anak 1 atau tidak memiliki anak, riwayat kanker payudara atau kanker endometrium sebelumnya, dan riwayat keluarga dengan kanker dapat meningkatkan angka kejadian kanker ovarium. Memiliki anak lebih dari 1, penggunaan kontrasepsi pil minimal 1 tahun (faktor proteksi bertambah dengan penggunaan setiap tahunnya), riwayat menyusui, pengikatan saluran tuba, dan histerektomi (pengangkatan rahim) berkaitan dengan penurunan risiko dari kanker ovarium
  2. Riwayat keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga memiliki kanker payudara, indung telur, endometrium, atau usus besar memiliki peningkatan risiko untuk kanker ovarium.
  3. Faktor lingkungan. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa asupan makanan yang mengandung lemak hewani seperti daging, ayam, dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko mendapat kanker ovarium. Penurunan risiko berkaitan dengan konsumsi sayuran, vitamin A, dan vitamin C
  4. Faktor reproduksi. Memiliki anak lebih dari 1, penggunaan kontrasepsi pil, riwayat menyusui, pengikatan saluran tuba, dan histerektomi (pengangkatan rahim) berkaitan dengan penurunan risiko dari kanker ovarium

Penyebab

Penyebab dari kanker ovarium adalah multifaktor. Teori pertama menerangkan mengenai trauma minor yang berlangsung terus menerus selama siklus ovulasi (siklus pengeluaran telur setiap bulannya), teori kedua menerangkan mengenai pajanan indung telur terhadap hormon gonadotropin dapat meningkatkan risiko keganasan. Teori ketiga menerangkan mengenai karsinogen (zat yang dapat merangsang terjadinya keganasan) dapat berkontak dengan indung telur melalui saluran reproduksi.

Deteksi dan Pencegahan

  1. Kriteria untuk skrining yang efektif

Sampai saat ini belum ada alat yang secara efektif dan efisien dalam mendeteksi dini kanker ovarium

  1. Pemeriksaan panggul rutin per tahun. Pemeriksaan ini digunakan unutk mendeteksi dini kanker ovarium namun tidak memiliki sensitivitas yang tinggi
  2. Antigen kanker 125 (CA-125). Antigen ini diekspresikan oleh 80% epitel nonmusinous kanker ovarium. Kadar lebih tinggi dari 35 U/ml adalah abnormal
  3. Ultrasonografi transvaginal. Alat ini dipertimbangkan untuk alat skrining dikombinasikan dengan pemeriksaaan Doppler
  4. Pencegahan. Apabila seorang wanita melakukan operasi panggul, maka pengambilan indung telur sekaligus akan mencegah risiko kanker ovarium selamanya. Namun perlu diingat risko akan premenopause dini dan penyakit osteoporosis serta jantung yang dapat timbul akibat pengangkatan indung telur. Selain itu pengunaan kontrasepsi pil juga dianjurkan

Tanda dan Gejala

Sebanyak 60% wanita yang didiagnosis menderita kanker ovarium sudah memasuki tahap lanjut dari penyakit ini. Pada umumnya tidak didapatkan gejala dini pada kanker ini, seandainya ada biasanya samar-samar. Gejala tersebut termasuk diantaranya nyeri pada panggul, kembung, mudah lelah, penurunan berat badan, konstipasi (sembelit), perdarahan menstruasi yang tidak teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya suatu massa atau benjolan pada panggul merupakan tanda yang perlu dicurigai.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat memperjelas penyakit ini

Klasifikasi Kanker Ovarium

Kanker ovarium memiliki 4 stadium yaitu :

Stadium

Area

Angka Bertahan Hidup 5 Tahun

I

Kanker pada 1 / 2 ovarium. Kanker dapat ditemukan di permukaan ovarium

93,6%

II

Kanker melibatkan 1/2 ovarium dengan perluasan ke panggul (rahim, saluran tuba, kandung kemih, usus besar)

Tidak ada data

III

Kanker menyebar melebihi rongga panggul ke dinding perut, organ perut, usus kecil, kelenjar getah bening, permukaan hati

68,1%

IV

Fase akhir dari kanker ovarium. Menyebar ke organ yang jauh seperti limpa, paru-paru, hati (bagian dalam)

29,1%

Terapi

Terapi dari kanker ovarium tergantung dari stadium dari penyakit, tipe penyakit (primer atau rekuren ), terapi pilihan, dan kondisi tubuh.

  1. Kanker Ovarium atipikal

Kanker atipikal ini memiliki sifat yang berbeda dari kanker ganas ovarium tipe lainnya. Biasa terdapat pada wanita usia 40 tahun (keganasan pada usia 60 tahun). 20% stadium dini dapat menyebar ke intraabdomen (perut) dan memerlukan terapi operasi. Pasien kanker atipikal ovarium dengan stadium dini yang masih ingin mempertahankan kesuburannya dapat melakukan unilateral salpingo-oophorectomi (operasi pengangkatan indung telur yang mengandung kanker)

  1. Stadium dini kanker ovarium

Stadium dini kanker ovarium adalah stadium I dan II. Terapi yang dapat dilakukan pada stadium ini adalah operasi (total abdominal histerektomi, bilateral salpingo-oophorektomi), kemoterapi (pada kasus dengan angka kesembuhan rendah, diberikan setelah operasi), dan radiasi

  1. Stadium Lanjut kanker ovarium

Stadium ini selalu membutuhkan terapi operasi yang optimal diikuti kemoterapi setelah operasi untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup. Radiasi seluruh bagian perut (whole abdominal radiation) dapat menjadi alternatif dari kemoterapi

  1. Kanker ovarium yang kambuh

Pasien dengan kanker ovarium yang kambuh adalah kandidat untuk dilakukan operasi yang kedua kalinya dengan kemoterapi menggunakan agen yang berbeda. Terapi hormonal juga dapat digunakan. Terapi yang masih dalam penelitian adalah terapi stem sel, imunoterapi menggunakan interferon, dan terapi genetik

Faktor Prognostik

Kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun pada pasien dengan kanker ovarium berkisar 30%, namun tergantung dari individu masing-masing, stadium, dan jenis kanker. Pasien dengan stadium I memiliki 90% kemungkinan bertahan selama 5 tahun, sedangkan stadium II sekitar 50-65%, dan stadium III dan IV berkisar 15-20% atau kurang dari 5%.

Kanker Ovarium Non-epitelial

Kanker ini jarang didapatkan dibandingkan kanker ovarium epitel, hanya berkisar 10-15% dari seluruh kasus kanker ovarium. Pada umumnya keganasan pada kanker ini tumbuh cepat dan ditandai dengan nyeri panggul yang akut (tba-tiba, dalam waktu cepat). Nyeri dapat terjadi karena peregangan dari kapsul indung telur, perdarahan, nekrosis (kematian sel), atau puntiran dari indung telur. Benjolan di perut bagian bawah dapat berkisar antar 2-8cm atau lebih besar lagi pada wanita menopause.

Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan serum hCG dan alfa-fetoprotein, serta laktat dehidrogenase, darah lengkap, serta tes fungsi hati. Pemeriksaan roentgen dada digunakan untuk menyingkirkan penyebaran ke paru. CT-scan dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran ke hati atau rongga perut lainnya. Terapi yang dilakukan adalah operasi, kemoterapi, dan radiasi.

Kanker Leher Rahim

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000 kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan di dunia, dan menempati urutan pertama di negara berkembang. Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita Indonesia yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker leher rahim.

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi kasus mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.

Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah karena :

  1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama
  2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah tersedia
  3. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif


Gambar 1. Lokasi Kanker Leher Rahim

Faktor risiko

  1. Ras

Pada ras Afrika-Amerika kejadian kanker leher rahim meningkat sebanyak 2 kali dari Amerika Hispanik. Sedangkan untuk ras Asia-amerika memiliki angka kejadian yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi

  1. Faktor seksual dan reproduksi

Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual maka semakin meningkat risiko kanker leher rahim. Peningkatan paritas (jumlah kehamilan) juga merupakan faktor risiko kanker leher rahim

  1. Merokok

Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah yang banyak)

  1. Kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan risiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Penggunaan metode kontrasepsi barrier (penghalang), terutama yang menggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker leher rahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap agen penyebab infeksi

  1. Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)

Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)

  1. Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)

Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV terdeteksi menggunakan penelitian molekular pada 99,7% wanita dengan karsinoma sel skuamosa karena infeksi HPV adalah penyebab mutasi neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas). Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari sekian tipe HPV yang menyerang anogenital (dubur dan alat kelamin), ada 4 tipe HPV yang biasa menyebabkan masalah di manusia seperti 2 subtipe HPV dengan risiko tinggi keganasan yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan 90% kasus genital warts (kutil kelamin)

Skrining

Pemeriksaan secara berkala bagi seluruh wanita terutama yang memiliki faktor risiko menggunakan Pap smear adalah cara yang efektif untuk mendeteksi dini kanker leher rahim dan penanganan lebih awal serta adekuat. Selain pap smear, metode lain adalah inspeksi visual dengan asam asetat (VIA) atau dengan Lugol’s Iodine (VILI) serta HPV-hybrid capture. Tes tersebut mudah dilakukan dan memiliki hasil yang efektif. Skrining dilakukan 3 tahun setelah aktif secara seksual dan diulangi setiap tahunnya.

Gambar 2. Pemeriksaan Pap Smear untuk deteksi dini kanker leher rahim

Tanda dan Gejala

Gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah perdarahan abnormal dari vagina atau flek (bercak) vagina. Perdarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan seksual, namun dapat muncul juga perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, menoragia, atau bercak / perdarahan postmenopause. Bila perdarahan berlangsung dalam jangka waktu lama maka pasien dapat mengeluh lelah dan lemas karena anemia yang dialaminya. Bercak kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis dapat merupakan tanda-tanda keganasan. Gejala biasanya baru muncul ketika sel yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya.

Pada stadium lanjut, pasien dapat mengeluh bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan) dalam berkemih. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka nyeri punggung dapat terjadi diikuti dengan hambatan dalam berkemih serta hidronefrosis (pembesaran ginjal). Gejala kandung kemih maupun rektum (hematuri , hematoschezia <>, fistula) dapat berhubungan dengan penyebaran ke kandung kemih serta rektum pada tumor invasif.

Untuk menjadi kanker serviks dibutuhkan waktu sampai belasan tahun. Lesi (luka atau tanda) dini pada kanker leher rahim dapat berupa lesi indurasi (keras) ataupun ulserasi (luka bernanah), atau daerah yang sedikit elevasi (meninggi) dan bergranul yang mudah berdarah bila disentuh.

Penyebaran penyakit

Kanker leher rahim dapat menyebar ke berbagai macam organ. Diantaranya ke kelenjar getah bening, vagina, kandung kemih, rektum, endometrium (selaput dinding rahim), dan ovarium (indung telur). Masing-masing memberikan gejala yang berbeda-beda. Penyebaran kanker leher rahim pada umumnya melalui peredaran kelenjar getah bening, penyebaran melalui peredaran darah jarang terjadi.

Stadium

International of Gynecology and Obstetrics (FIGO) staging system digunakan untuk evaluasi dan diagnosis dari kanker leher rahim berdasarkan gejala yang terjadi.

Stadium berdasarkan FIGO :

Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim (serviks)

  • Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik (menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm
    • Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar 7 mm atau kurang
    • Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan lebar 7 mm atau kurang
  • Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7 mm
    • Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
    • Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm

Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai dinding panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.

  • Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina
  • Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul

Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal

  • Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai dinding panggul
  • Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal

Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui panggul

  • Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum
  • Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi dada, ginjal, dan tulang, serta biopsi.

Gambar 3. Biopsi Kerucut pada Serviks (leher rahim)

Terapi

Operasi dan terapi radiasi adalah 2 modalitas utama di dalam penanganan kanker leher rahim invasif. Pada umumnya, operasi terbatas pada pasien dengan stadium I dan IIA, sementara radiasi dapat dilakukan pada semua stadium dari penyakit. Kemoterapi merupakan penanganan pada pasien dengan stadium IVB atau mereka dengan kanker yang rekuren (sering kambuh) yang tidak dapat dilakukan terapi radiasi maupun operasi. Masing-masing stadium memiliki pilihan terapi utama yang dilakukan.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Tidak seperti Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya yang menyebar melalui cairan tubuh, HPV merupakan virus yang menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit, karena itu penggunaan kondom tidak sepenuhnya efektif karena kondom tidak meliputi seluruh area kulit dimana HPV dapat ditemukan.

Deteksi dini terutama adalah melakukan pemeriksaan skrining secara teratur 1 tahun sekali untuk mengetahui lesi prekanker. Pencegahan yang dilakukan adalah menghindari faktor risiko diatas.

Vaksin HPV

Vaksin HPV saat ini sudah digunakan untuk mencegah kanker leher rahim dan kutil kelamin karena HPV. Vaksin tersebut bekerja dengan cara melindungi dari 4 tipe HPV yang paling sering menyebabkan penyakit, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, tipe yang menyebabkan 70% kanker leher rahim dan 90% kutil kelamin. Vaksin tersebut dikeluarkan oleh U.S.Foods and Drugs Administration (FDA) pada tahun 2006 dan sudah dinyatakan aman untuk wanita berusia 9 – 26 tahun.

Vaksin diberikan dalam 3 dosis dalam periode 6 bulan yaitu pemberian awal, 2, dan 6 bulan berikutnya. Belum diketahui keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau 2 dosis saja. Karena ini sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para wanita. Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan selama 5 tahun, seberapa lama vaksin ini dapat memberikan efek perlindungan masih belum jelas.

Sebaiknya vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos dengan HPV. Hal ini disebabkan karena vaksin mencegah penyakit pada wanita yang belum terkena satu atau beberapa tipe HPV yang dapat dilindungi oleh vaksin. Vaksin ini tidak bekerja terlalu efektif pada wanita yang sudah memiliki virus HPV di dalam tubuhnya sebelum menerima vaksin. Efek samping paling umum adanya nyeri ketika disuntikkan.

Vaksin ini belum direkomendasikan pada wanita hamil karena masih sedikit informasi mengenai keamananya pada wanita hamil. Vaksin HPV ini hanya bersifat melindungi dari paparan yang belum terjadi, dan bukan untuk mengobati. Skrining tetap diperlukan setelah memperoleh vaksin HPV karena vaksin tidak melindungi untuk semua tipe HPV.

Gambar 4. Gardasil, Vaksin HPV

Minggu, 21 Maret 2010

Kesaksian Oleh : Ibu Retno Mardiana


Tahun 2001 awalnya cuma keputihan dan dianggap sepele, kemudian bertambah keluhan bila selesai berhubungan langsung ada perdarahan, gak serius juga dipikir cuma deket siklus menstruasi biasanya terus langsung haid. Tapi kok keputihannya tambah banyak dan kental seperti susu, meski tidak terasa bau. seperti ini (pendarahan dan keputihan ) berlangsung kurang lebih 1 tahun. Waktu itu karena sedang mengobati anak, saya pikir karena tidak berpengaruh terhadap fisik dan rutinitas kegiatan pekerjaan ya tetap diabaikan, nanti bila selesai pengobatan anak baru akan konsultasi kedokter. Setelah selesai pengobatan anak, saya tetap mengalami hal diatas, kemudian saya konseling ke pendeta (kebetulan pendeta wanita) nah beliau yang malah nervous dan cepat2 anjurkan saya untuk konsultasi dan mulai pemeriksaan lebih teliti. Akhirnya saya datang ke YKI pusat di Sam Ratulangi untuk pap smear, hasilnya negatif, namun karena saya juga membaca brosur tentang Kanker Serviks dan gejala2nya, saya jelaskan bahwa saya sudah mengalami beberapa gejala seperti dalam brosur tersebut, akhirnya kemudian dirujuk ke RSCM untuk pemeriksaan lanjutan di poli kebidanan.

Antara takut dan cemas saya beranikan untuk periksa di RSCM asumsi saya pemeriksaan cuma sebentar dan hari itu saya bisa langsung bekerja. Ternyata dari hasil pemeriksaan dokter, saya melihat betapa seriusnya dokter memeriksa dan saya perhatikan raut dan mimik wajah para dokter (saya sempat ditangani lebih dari 3 dokter, kalau tidak salah 5 orang dokter) pasti ada yang tidak beres dengan kondisi ini. Saya tanya dan langsung dokter balik bertanya,"apakah sudah mempunyai anak", ternyata hasil diagnosa positif terkena kanker serviks. Pada hari itu juga saya ditangani untuk biopsi sekitar pukul 3 sore, untuk mengetahui stadium dan jenis kankernya.Namun dokter sudah menyatakan bahwa saya harus segera dioperasi pengangkatan rahim selagi sel tersebut masih belum jauh berkembang, dengan bimbang saya masih coba menawar untuk dilakukan pengobatan cara lainnya, tapi dokter menegaskan bahwa selagi masih memungkinkan dioperasi itu adalah yang terbaik, akhirnya saya pasrah dan menerima keputusan dokter. Dan dianjurkan untuk memulai melakukan pemeriksaan persiapan operasi pada keesokan harinya, selesai biopsi saya mengalami pendarahan lumayan banyak.

Hal yang paling berat adalah setelah saya sampai dirumah, untuk mengatakan pada suami dan anak tentang penyakit tersebut,dan saya tidak cukup tegar untuk tidak menangis......... Puji Tuhan ternyata suami sudah merasakan bahwa saya menderita kanker serviks dari apa yang saya alami, karena tiga hari sebelumya beliau melihat di Televisi acara kesehatan tentang kanker serviks. beban saya untuk berbicara tentang penyakit ini berkurang. Dan dia mendorong saya untuk melakukan apa yang diperintahkan dokter. Tentu saja saya juga sampaikan hal ini ke pendeta dan teman2 terdekat di gereja... sungguh dukungan doa yang mereka berikan memotivasi saya untuk melakukan pengobatan yang benar.

Esok harinya kembali ke RSCM untuk menjalani pemeriksaan lanjutan hingga 10 hari selesai seluruh rangkaian pemeriksaan dan dijadwalkan operasi pada bulan september (padahal waktu itu baru pertengahan Juli). Beberapa teman gereja menganjurkan untuk mencari cara mempercepat waktu operasi dan akhirnya saya dioperasi pada tanggal 12 Agustus 2002. Dari hasil patologi sel setelah operasi saya, dokter mengatakan tidak akan diadakan tindakan kemoterapi dan radiasi namun saya harus rutin untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, tanpa putus hingga setelah tahun kelima saya dinyatakan aman.

Tanggal 11 Mei 2003, suami saya berpulang ke rumah Bapa di Surga. Dan dengan pemeliharaan Tuhan dan kekuatan dariNya saya menjalani hari-hari bersama putri terkasih yang sudah menyelesaikan studi strata 1 dan sudah bekerja.

Puji syukur saya juga boleh bergabung dalam PPKS(Program Peduli Kanker Serviks). Motivasi untuk bergabung dalam PPKS adalah untuk membagi pengalaman yang saya alami hingga dapat membantu banyak saudara-saudara yang lain agar bisa terhindar dari penyakit ini dengan mengetahui cara pencegahannya dan bisa membantu dalam pendampingan pasien yang mengalami penyakit tersebut.

Terima kasih Tuhan... untuk semua Karya dan KasihMu dalam kehidupanku... Tuhan memberkati kita sekalian... amin

Cara pencegahan kanker serviks

  • Bagi perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual, lakukan deteksi dini secara rutin. (2)
  • Deteksi dini dapat mendeteksi sel abnormal, lesi pra-kanker dan kanker serviks namun tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.
  • Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat dapat disembuhkan, oleh sebab itu lakukan deteksi dini secara berkala.
  • Resiko berkembangnya infeksi menjadi kanker serviks adalah 3-10 kali lebih tinggi pada perempuan yang tidak menjalankan deteksi dini secara teratur.

Alat Tes ini dapat di pesan di sini !!!
Untuk Informasi Lebih Lanjut, Hubungi:

Healthy & Beauty Consultant
Indra Setiawan
087 884 100 666

Bagaimana Gejala kanker serviks



  • Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari. (7)
  • Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. (7)
  • Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain: (7)
    1. Pendarahan setelah senggama.
    2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
    3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
    4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
    5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
  • Jangan tunda untuk menghubungi dokter jika Anda menemui gejala tersebut.

Jumat, 19 Maret 2010

Natesh Pantyliner





1. Non woven fabric
Bagian atas yang terbuat dari kapas yang lembut, sehingga mencegah iritasi, aman bagi kulit sensitif. Selain itu juga menjaga permukaan tetap kering, menyerap cairan dengan cepat. Dilengkapi dengan water proof side guard untuk mencegah tembus ke samping.

2. CPU (Control Paper Unit)
Lapisan berwarna hijau dan berpori. Sifatnya mudah dan sangat cepat menyerap cairan, selain itu juga mengandung :

a. Anion (7200 pcs/cm3-tertinggi saat ini) yang bermanfaat untuk revitalisasi dan metabolisme sel, melancarkan dan membersihkan aliran darah dan meningkatkan fungsi imunitas.

b. Ekstrak herba cina (Yimucao, Houttuynia cordata, Aloe, Herba menthae dan Borneol). Ekstrak ni sangat bermanfaat untuk mengontrol menstruasi, mengeluarkan racun, anti iritasi/peradangan pada organ, melembabkan kulit, mengurangi nyeri saat haid, anti bakteri, parasit dan mikroba, , serta mengurangi gejala PMS (premenstruation syndrome)

c. Far Infra Red
Sinar sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem imunitas, mengurangi kelelahan dan stress, menghilangkan bau yang tidak mengenakkan saat haid, membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh, mengurangi pertumbuhan jamur dan bakteri yang berbahaya.

d. Nano Silver
Dengan teknologi canggih nano (1 per semilyar partikel), telah dipatenkan oleh USA. Bermanfaat dapat membunuh bakteri dan virus berbahaya. Tidak menimbulkan alergi dan reaksinya cepat.

3. Air Laid Paper
Lapisan ini berfungsi untuk menyerap bakteri dan jamur, sehingga tidak menginfeksi organ. Selain itu juga untuk mencegah cairan merembes keluar.


4. Breathable PE Film
Lembaran luar berpori, higienis. Beroksigen sehingga pembalut tidak lembab dan basah (mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur saat haid sedang banyak). Sifatnya sangat elastis, dilengkapi dengan lem perekat khusus yang kuat, sehingga mencegah pembalut berkerut dan wanita bebas bergerak setiap saat.

5. Release Paper
Kertas perekat yang higienis, aman dan mudah dilepas. Sumber bukan dari kertas industri plastik, tapi organik.

Untuk Informasi Lebih Lanjut, Hubungi:

Healthy & Beauty Consultant
Indra Setiawan
087 844 100 666

Natesh Sanitary Pads




1. Non woven fabric
Bagian atas yang terbuat dari kapas yang lembut, sehingga mencegah iritasi, aman bagi kulit sensitif. Selain itu juga menjaga permukaan tetap kering, menyerap cairan dengan cepat. Dilengkapi dengan water proof side guard untuk mencegah tembus ke samping.

2. CPU (Control Paper Unit)
Lapisan berwarna hijau dan berpori. Sifatnya mudah dan sangat cepat menyerap cairan, selain itu juga mengandung :

a. Anion (7200 pcs/cm3-tertinggi saat ini) yang bermanfaat untuk revitalisasi dan metabolisme sel, melancarkan dan membersihkan aliran darah dan meningkatkan fungsi imunitas.

b. Ekstrak herba cina (Yimucao, Houttuynia cordata, Aloe, Herba menthae dan Borneol). Ekstrak ni sangat bermanfaat untuk mengontrol menstruasi, mengeluarkan racun, anti iritasi/peradangan pada organ, melembabkan kulit, mengurangi nyeri saat haid, anti bakteri, parasit dan mikroba, , serta mengurangi gejala PMS (premenstruation syndrome)

c. Far Infra Red
Sinar sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem imunitas, mengurangi kelelahan dan stress, menghilangkan bau yang tidak mengenakkan saat haid, membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh, mengurangi pertumbuhan jamur dan bakteri yang berbahaya.

d. Nano Silver
Dengan teknologi canggih nano (1 per semilyar partikel), telah dipatenkan oleh USA. Bermanfaat dapat membunuh bakteri dan virus berbahaya. Tidak menimbulkan alergi dan reaksinya cepat.

3. Air Laid Paper
Lapisan ini berfungsi untuk menyerap bakteri dan jamur, sehingga tidak menginfeksi organ. Selain itu juga untuk mencegah cairan merembes keluar.

4. SAP sheet
Bentuknya lembaran pori-pori dan higienis. Manfaatnya yaitu efektif untuk menyerap dan menahan aliran darah keluar dari pembalut. Daya serap lebih tinggi dari pembalut biasa.

5. Air laid paper
Menyerap bakteri dan jamur, sehingga tidak menginfeksi organ, mencegah cairan merembes keluar.

6. Breathable PE Film
Lembaran luar berpori, higienis. Beroksigen sehingga pembalut tidak lembab dan basah (mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur saat haid sedang banyak). Sifatnya sangat elastis, dilengkapi dengan lem perekat khusus yang kuat, sehingga mencegah pembalut berkerut dan wanita bebas bergerak setiap saat.

7. Release Paper
Kertas perekat yang higienis, aman dan mudah dilepas. Sumber bukan dari kertas industri plastik, tapi organik.

Untuk Informasi Lebih Lanjut, Hubungi:

Healthy & Beauty Consultant
Indra Setiawan
087 884 100 666

Mengapa pembalut penting bagi wanita??

Mengapa pembalut penting bagi wanita??

Memasuki usia renaja/akil balig setiap wanita akan mengalami suatu masa yang disebut menstruasi. Proses ini merupakan hal alamiah karena terjadinya pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan. Rataan menstruasi dimulai saat wanita berusia sekitar 10/11 tahun dan biasanya berhenti sekitar usia 45-55 tahun. Maka sepanjang itulah seorang wanita akan membutuhkan pembalut agar tetap dapat beraktivitas dalam hari-hari haidnya.

Dari jaman dahulu, ternyata wanita sudah berusaha melakukan segala cara agar merasa nyaman selama menstruasi. Berikut sejarah pembalut berdasarkan eranya :

  • Mesir kuno: untuk nyaman dari haid, para wanita mesir menggunakan kapas yang dilapisi dengan kertas papyrus

  • Abad ke-10, bangsa Suda mencatat dimana Ratu Hypatia yang hidup pada awal abad ke-4 menggunakan kain untuk mengatasi masalah haid

  • Sekitar abad 19 an, ada bentuk lain, yaitu menstrual cup (seperti mangkuk) untuk menampung cairan darah, tetapi hanya untuk kalangan bangsawan

  • Tahun 1896-an, pertama kali pembalut dibuat secara modern yang bahannya berasal wood pulp (bubur kayu) dan dapat langsung dibuang

  • Tahun 1921, diciptakan pembalut yang terbuat dari bahan selulosa yang dieksttrak dari wood pulp

  • Sekitar tahun 1980-an, dikembangkan desain baru yang lebih nyaman dan ergonomis dalam pembalut,yaitu dengan bahan plastik (seperti PE film) untuk bagian luar, dengan perekat, gel

  • Tahun 1990-an, diciptakan berbagai jenis: lebih tipis

  • Tahun 2000-an, semakin banyak jenisnya, yaitu :
    - Pantyliner: di desain untuk menyerap cairan harian atau saat menstruasi ringan. Bisa juga untuk ketidaknyamanan masalah buang air kecil.
    - Pembalut super tipis- ultra thin: pembalut sangat tipis, penyerapannya sama dengan maxi/regular tetapi kepadatannya lebih sedikit.
    - Regular: penyerapannya berada ditengah antara thin/tipis dan maxi.
    - Maxi: penyerapannya sangat tinggi, biasa digunakan saat haid sedang banyak.
    - Night: digunakan pada saat malam dan biasanya bagian belakang lebih lebar.
    - Maternity: digunakan bagi ibu setelah melahirkan (masa nifas).

Dapat kita perhatikan, dari masa ke masa, pembalut terus mengalami perkembangan, yang akan menjamin tingkat kenyamanan dari pemakai. Tetapi, dibalik itu, ada sisi lain yang perlu diperhatikan dari sisi kesehatan. Dimana sudah hampir satu dekade, terjadi kontradiksi antara pemakaian pembalut dengan kesehatan organ reproduksi berkaitan dengan racun/toksisitas yang disebabkan oleh dioksin. Kenapa dioksin sangat berbahaya??


2. Pembalut & Pantyliner = sumber dioksin dan kimia berbahaya??

Bahasan tentang dioksin dalam pembalut bermula dari penilaian EPA (Enviromental Protection Agency) tahun 1996 yang menyatakan bahwa disetiap tampon (semacam pembalut) yang dibuat dengan komposisi yang melalui proses pemutihan akan menimbulkan senyawa organochlorine baru yaitu dioksin. Semua berawal dari bahan penyerap (absorbent agent) yang kebanyakan dibuat dari rayon, wood pulp (bubur kayu), kapas, kertas bekas/daur ulang, atau bahan-bahan sisa. Untuk membuat bahan tersebut kembali bersih dan berwarna putih, maka diperlukan sebuah proses yang cukup panjang. Awalnya, wood pulp dimasukkan dalam tong-tong besar yang kemudian dibersihkan supaya lebih putih. Sedangkan bagi pembalut yang ditambahkan rayon dan juga kapas untuk penyerapan yang lebih sempurna, maka bahan selulosa kayu dilarutkan dalam cairan asam. Pada proses ini saja, sudah beberapa kali bahan kimia ditambahkan. Kemudian, proses berikutnya –terutama pada bahan yang berasal dari daur ulang (kertas) mengalami satu proses pencucian dengan deterjen dan juga pemutih (bleaching) dengan chlorinisasi (pemberian klorin) yang memberikan tampilan putih sempurna. Pada tahapan lain juga dilakukan proses penambahan formaldehide/formalin sebagai agen anti-basah (anti-wet agent).

Ternyata, setelah ditelusuri, zat-zat berbahaya tersebut di dalam setiap pembalut mengandung sekitar 400 ppt (part per trillion). Jika dalam hidupnya seorang wanita menggunakan sekitar 16.800 buah pembalut, maka dapatkah anda memperkirakan jumlah zat-zat kimia berbahaya yang tinggal dalam tubuhnya??

Nasib pantyliner tidak jauh berbeda. Walau pantyliner tidak terdapat bahan kapas di dalamnya untuk menampung cairan darah, tetapi jika komposisnya tetap dari bahan bekas/daur ulang, proses pemutihan akan berlangsung juga. Yang artinya: dioksin akan tetap ada. Selama itu pula, berarti, wanita menumpukkan dioksin dalam tubuhnya di luar dari periode haid, karena pada masa-masa tertentu, misalnya saat akhir-akhir hari haid (atau dikenal dengan nama spotting/bercak), saat stress dan ovulasi, cairan vagina akan lebih banyak dan membutuhkan penampung super tipis agar tidak mengganggu aktivitas. Jadi, pemilihan pantyliner yang aman, higienis dan nyaman tetap harus diperhatikan.


3. Pengetahuan tentang dioksin

Dioksin, merupakan senyawa sederhana: Polychlorinated dibenzodioxins (PCDDs) yang ditemukan awalnya pada tahun 1848 di Jerman. Sebagai senyawa polihalogenasi, disebut dioksin karena molekulnya membentuk rangka dioksin. Seluruh keluarga/jenis dioksin jika sudah dikonsumsi/terhirup, sifatnya terakumulasi dalam jaringan lemak tubuh karena dioksin memiliki sifat lipofilik (larut dalam lemak). Sifat lainnya yang dikenal yaitu: mutagen, tetratogen dan merupakan komponen organik. Jenis lain dari Dioksin yaitu polychlorinated dibenzofuran (PCDFs). Berbagai sumber dioksin yaitu:

      1. asap daerah industri/proses industri: sisa pembakaran

      2. makanan sehari-hari yang mengandung lemak (produk turunan susu)

      3. herbisida, insektisida.

      4. asap rokok

      5. bahan-bahan yang mengandung resin/rayon atau pemutih: tampon/pembalut, bahan-bahan pembungkus makanan

      6. Proses klorinisasi. Semakin tinggi proses, semakin tinggi pula dioksin yang dihasilkan.

4. Riset tentang Dioksin dan Bahayanya

Beberapa hasil penelitian tentang bahaya dioksin dalam tubuh manusia dan hewan:

  1. Pada proses produksi, terdapat dioksin yang terbawa dalam bahan rayon dan daur ulang (Dioxin in American Sanitary products,1998)

  2. Dioksin meningkatkan kejadian endometriosis dan pembesarannya pada primata (Toxicol sci-2000), pada tikus (Toxicol appl pharmacol,2000)

  3. Dioksin dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi, sistem endokrin, toksik pada sistem imunitas dan perkembangan serta bersifat karsinogenik (US EPA,2000)

  4. Paparan dioksin selama 4 tahun pada monyet menyebabkan peningkatan kejadian endometriosis sekitar 7-10 tahun kemudian (Fundam appl toxicol,1993)

  5. Para ahli kesehatan merekomendasikan bagi penggunanya memakai pembalut yang tidak diberi pemutih, karena pemutih dapat menyebabkan resiko kesehatan, termasuk kanker ovarium, mulut rahim/serviks, kanker payudara (tampon safety,2003)

  6. Dioksin, walaupun dalam jumlah sedikit, terakumulasi dalam jaringan lemak (endometriosis association,2004). Intervensinya sampai pada tingkat sel, yang akhirnya mempengaruhi DNA, metabolisme hormon, faktor pertumbuhan, reproduksi,endokrin dan fungsi imunitas (Jurnal Environtmental Health Perspective, 1995)

  7. IARC (International Agency for Reserach on Cancer): TCDD (tetrachlorodibenzo p dioxin) setidaknya dapat ada ditubuh manusia selama 8 tahun dengan mediasi ARL (Aryl Hidrocarbon receptor) (Wiki)

  8. Tidak ada dosis aman/ambang batas dioksin yang dapat menyebabkan kanker (Cancer weekly, 2003)

  9. Efek lain yang dilaporkan: Abnormalitas perkembangan enamel pada gigi anak-anak, kelainan tiroid, patologi pada sistem syaraf periferal dan pusat, kerusakan sistem imunitas, endometriosis, diabetes (wikipedia)

Bahkan, IARC-WHO (International Agency for Research on Cancer) WHO , berdasarkan evaluasi dampak pada manusia dan hewan yang dilakukan sejak tahun 1997 akhirnya pada tahun 2007 membuat peringatan akan efek samping dioksin dan dioksin digolongkan sebagai zat karsinogenik bagi manusia (known human carcinogen). Jelas sudah, bahwa Dioksin sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, dan tampon/pembalut menjadi salah satu sumber bertumpuknya dioksin pada sel-sel tubuh (terutama di organ reproduksi).

Bahaya Dioksin bagi manusia :

a. Endometriosis (penebalan dinding rahim)

b. Kanker: payudara, cerviks/leher rahim, rahim

c. Infeksi vagina (vaginitis)

d. Sulit mempunyai keturunan (karena keputihan/infeksi vagina, kemandulan)

e. Rendahnya, bahkan rusaknya sistem imunitas (menjadi mudah lelah, cepat emosi/marah, mudah sakit)

f. Kista

g. PMS (pre mestruation syndrom) : emosi tidak stabil, nyeri pada perut

h. Tumor organ reproduksi

i. Keputihan

j. Haid tidak teratur (karena ketidakseimbangan hormon)




5. Bagaimana cara dioksin masuk dan merusak tubuh?

Jika wanita sedang haid atau cairan hariannya sedang banyak, maka cairan tersebut akan menetes ke permukaan pembalut/pantyliner yang dipakai. Cairan tersebut bersifat asam dan terjadi penguapan. Dioksin yang salah satu unsurnya Oksigen (O) dan sifatnya oksidatif akan menguap (apalagi jika pembalut atau pantyliner dalam kondisi basah dan kelembaban tinggi), kemudian terbawa dalam permukaan vagina, lalu masuk ke rongga rahim melalui leher rahim (serviks). Dioksin akan menempel dan terikat pada jaringan lemak didinding rahim. (gambar struktur rahim wanita yang dilengkapi dengan tanda panah masuknya dioksin, rancang sendiri).

Dalam sel dioksin akan berikatan dengan Aryl hydrocarbon receptor (AhR) yang secara diproduksi oleh berbagai organ termasuk hati, paru-paru, sel limfosit dan plasenta 1. Karena beriktan dengan ArH maka dioksin bergerak bebas dalam sel dan ketika berikatan dengan DNA dia dapat mengaktifkan atau matikan DNA serta mengubah struktur DNA.1,2 Melalui mekanisme ini dioksin akan merusak/mengganggu sistem reproduksi, endokrin, fungsi imun, metabolisme hormon, faktor pertumbuhan dan memicu sel kanker.2,3

Catatan kaki

  1. Whitlock JP. (1990) Genetic and molecular aspect 0f 2,3,7,8 tetraclorodibenzo-p-dioxin action. Annual Review of Pharmacology, 30:251-277

  2. Rier SE, Martin DC, Bowman RE and Becker JL. (1995). Immunoresponsiveness in endometriosis: implication of estrogenic toxicant. Environmental Health Persepctive, 103 (Suppl 7):151-156

  3. Thornton, J. (1994) Achieving Zero Dioxin: An emergence strategy for Dioxin elimination. Greenpeace Report

6. Mengapa harus memilih Natesh Pembalut dan pantyliner??

Pilih-pilih pembalut dan pantyliner bukan memilih kucing dalam karung, karena mempengaruhi kesehatan organ wanita. Selektiflah dalam memilih. Seorang wanita diharapkan terlihat cantik dan sehat bukan hanya terlihat dari luar saja, tetapi organ di dalamnya rusak karena racun/toksin atau bahan-bahan yang sifatnya karsinogenik. Pepatah lama ”mencegah lebih baik daripada mengobati” sangat tepat. Diharapkan, dengan meminimalisir jumlah toksik yang masuk, maka kecil kemungkinan pula akan terkena penyakit berbahaya. Pembalut dan pantyliner dapat menjadi investasi masa depan kesehatan reproduksi para wanita.

PT KK Indonesia telah menghadirkan satu produk modern, yaitu Natesh Pembalut dan pantyliner. Dirancang dengan teknologi modern, Natesh memiliki kelebihan dibandingkan dengan produk pembalut dan pantyliner pasaran.

7. Lapisan pada Natesh Pembalut dan Pantyliner

Tujuh (7) Lapisan Pembalut Natesh :

  1. Non woven fabric: bagian atas yang terbuat dari kapas yang lembut, sehingga mencegah iritasi, aman bagi kulit sensitif. Selain itu juga menjaga permukaan tetap kering, menyerap cairan dengan cepat. Dilengkapi dengan water proof side guard untuk mencegah tembus ke samping.

  2. CPU (control paper unit): lapisan berwarna hijau dan berpori. Sifatnya mudah dan sangat cepat menyerap cairan. Selain itu juga mengandung:

a. Anion (7200 pcs/cm3-tertinggi saat ini).

b. Ekstrak herba china (Yimucao, Houttuynia cordata, Aloe, Herba menthae dan Borneol).

c. Far Infra Red.

d. Nano Silver

  1. Air laid paper: lapisan ini berfungsi untuk menyerap bakteri dan jamur, sehingga tidak menginfeksi organ. Selain itu juga untuk mencegah cairan merembes ke luar

  1. SAP sheet: bentuknya lembaran berpori-pori dan higienis. Manfaatnya yaitu efektif untuk menyerap dan menahan aliran darah keluar pembalut. Daya serap lebih tinggi dari pembalut biasa

  2. Air laid paper.

  3. Breathable PE Film: lembaran luar berpori, higienis. Ber-oksigen sehingga pembalut tidak lembab dan basah (mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur saat haid sedang banyak). Sifatnya sangat elastis, dilengkapi dengan lem perekat khusus yang kuat , sehingga mencegah pembalut berkerut dan wanita bebas bergerak setiap saat.

  4. Release paper: kertas perekat yang higienis, aman dan mudah dilepas.

Sedangkan Natesh pantyliner terdiri dari 5 lapisan, yaitu: Non woven fabric, CPU, Airlaid paper, Breathable PE film dan release paper. Herba, Anion, FIR dan Nano silver juga terdapat di dalam setiap helai/lembaran Natesh Pantyliner.


Organ intim wanita merupakan bagian penting

berfungsi :

Reproduksi & Seksual
Detoksifikasi pada saat haid
Pengaturan hormon estrogen

Tetapi…. Organ reproduksi

rawan mengalami penyakit:

1. Keputihan
2. Mioma
3. Tumor
4. Kista
5. Endometriosis
6. Kanker cervix.
7. Herpes vaginal,
8. Vaginitis, dll

KANKER SERVIX (MULUT RAHIM)
#1
Kanker Pembunuh Wanita

KANKER SERVIX (MULUT RAHIM)
(Kanker Pembunuh wanita #1)

Disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus)
71% kanker karena infeksi HPV tipe 16 dan 18
Terjadi pada usia diatas 25 tahun.
Kerusakan/infeksi lapisan lendir dalam 20 th dapat menjadi pra-kanker
Bisa terjadi tanpa gejala

Angka kejadian:

WHO (2008): didunia 12,4 juta penderita baru dan 7,6 juta meninggal
Indonesia: 15.000 kasus baru, angka kematian 7.500 kasus (YKI)

Kompas : 52 juta wanita beresiko,36% perempuan penderita.


DAMPAK


1.Angkat Rahim
2.Mandul/Infertil
3.Pengguguran
4.Pendarahan
5.
Nyeri saat haid & senggama
6.
Kematian




KANKER OVARIUM


1. Penyebab kematian ke-5 di AS (23.100 kasus baru, 14.000 meninggal)
2. Kejadian berusia <>tahun. Antara 60-64 tahun.
3. Gejala sangat tidak dirasa
4. Salah satu faktornya: trauma pada siklus ovulasi, adanya zat

karsinogenik (seperti DIOKSIN)


DAMPAK


1.Angkat Ovarium
2.Kemandulan


MIOMA UTERI


Disebut juga Leiomioma / Fibromioma / Fibroid
Termasuk kategori tumor jinak
Di otot/jaringan ikat rahim/uterus
Penyebab belum diketahui,

kemungkinan dengan hormonal

20-30% terjadi pada usia diatas 35 th
Novak: 27% wanita 25 th
mempunyai sarang mioma

DAMPAK MIOMA


1.Mandul/Infertil
2.Keguguran
3.Kanker
4.Pendarahan
5.Nyeri saat haid & senggama




KISTA OVARIUM


Berisi cairan kental seperti gel (mucus) atau cair (serous)
Belum diketahui penyebab pastinya. Kemungkinan karena kelenjar yang tersumbat sehingga membesar.
Teori lain faktor pemicu: pencemaran udara (debu,asap pembakaran kendaraan/pembakaran tidak sempurna, asap pabrik), atau bahan kimia yang mengandung DIOKSIN

Angka kejadian (wanita usia 20-50 th):

- 1970: 27% (Hariadi), 37,2% (Sapardan)

- 1977: 29,9% (Gunawan)


DAMPAK KISTA

1.Mandul/Infertil
2.Keguguran
3.Tumor/Kanker
4.Pendarahan
5.Nyeri saat haid

& senggama


ENDOMETRIOSIS


Endometrium berada di lapisan luar
Penyebab:

- Diduga muntahan sel-sel endometrium keluar rongga rahim

saat haid,

- Tumpukan toksin (Teori yang sedang berkembang)

Perkiraan 30-40% wanita penderita tidak mempunyai anak
13,6- 69,5% wanita produktif (± 13 juta) diperkirakan Endometriosis



KEPUTIHAN

Ciri: gatal berwarna merah, cairan putih kental
Terbagi dua: normal dan tidak normal
Tanda umum adanya infeksi vagina

Di Indonesia, sekitar 75% wanita mengalami keputihan dan 45% berulang (majalah farmacia 2007)


Faktor penyebab:

1.Umumnya Jamur (Candida albicans)
2.Infeksi bakteri, parasit, virus
3.Hormonal
4.Stress emosional
5.Luka karena keganasan, misal: tumor
6.Alat KB tidak cocok : spiral
7.Pemakaian pembalut/pantyliner

BAHAYA KEPUTIHAN

1.Mandul/Infertil
2.Kanker

Pencegahan secara umum

1.Tes Pap Smear à usapan lendir rahim
2.IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)
3.Vaksinasi
4.GUNAKAN

PEMBALUT/PANTYLINER

yang SEHAT & AMAN


Selama masa usia produktif, seorang wanita memakai sekitar

± 16800 pembalut

(tidak termasuk pantyliner)



FAKTA UMUM PEMBALUT/PANTYLINER DI PASARAN


Pembalut di pasaran à kertas dan kapas bekas/daur ulang àToksin

à400 ppt racun/pembalut (= 400 x 1.000 ftgrm)




Ambang batas kadar dioksin oleh EPA: 1 femtogram

1 femtogram = 0,000.000.000.000.001= 10 pangkat minus 15


AKUMULATIF 20-30 TAHUN

(riset New York University Medical Centre,1999)


RISET TENTANG DIOKSIN, PEMBALUT DAN PENYAKIT BERBAHAYA


1.Pada proses produksi, terdapat dioksin yang terbawa dalam bahan rayon dan daur ulang (Dioxin in American Sanitary products,1998)

2. Dioksin meningkatkan kejadian endometriosis dan pembesarannya pada primata (Toxicol sci-2000), pada tikus (Toxicol appl pharmacol,2000)

3. Dioksin dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi, system endokrin, toksik pada system imunitas dan perkembangan,serta karsinogenik (US EPA,2000)

4.Paparan dioksin selama 4 tahun pada monyet menyebabkan peningkatan kejadian endometriosis sekitar 7-10 tahun kemudian (Fundam appl toxicol,1993)

5.Para ahli kesehatan merekomendasikan bagi penggunanya memakai pembalut yang tidak diberi pemutih dan serat sintetik, karena pemutih dapat menyebabkan resiko kesehatan, termasuk kanker ovarium, mulut rahim/cervix, kanker payudara (tampon safety,2003)

6.Dioksin, walaupun dalam jumlah sedikit, terakumulasi dalam jaringan lemak (endometriosis association,2004). Intervensinya sampai pada tingkat sel, yang akhirnya mempengaruhi DNA, metabolisme hormone dan faktor pertumbuhan, reproduksi,endokrin dan fungsi imunitas (Jurnal Environtmental Health Perspective, 1995)
7.Dan masih banyak lagi….

GANTI PEMBALUT DAN PANTYLINER ANDA

SEKARANG JUGA!!!!!


Dengan……………


NATESH